26 November 2013

YNGWIE COVER

   Salah satu gitaris yang telah menginspirasi saya adalah Yngwie Malmsteen. Sebagai penggemarnya, saya selalu mengikuti perkembangannya dengan melihat videonya di Youtube. Termasuk video-video cover-nya yang diupload oleh banyak orang atau musisi diseluruh dunia. Yngwie Malmsteen merupakan gitaris legendaris dengan tingkat kekentalan permainan gitarnya yang sangat sulit untuk ditiru. Apalagi teknik melodi neoklasik yang dimainkannya dengan sangat mudah dan sempurna.
   Setelah sekian lama saya mencari, akhirnya saya menemukankan satu orang yang kebetulan nama depannya sama dengan nama saya. Dia adalah Anton Kotorovych. Menurut saya teknik permainan gitarnya paling mendekati gaya Yngwie Malmsteen. Dia juga bisa menjadi musisi yang memiliki peluang besar untuk menjadi gitaris yang diperhitungkan dimasa mendatang. Lagu beraroma instrumental yang berjudul "Asylum" dan "Baroque and Roll" dari Yngwie dilahapnya dengan sangat baik dengan corak sound yang juga mirip dari lagu aslinya. Semoga saja Anton Kotorovych menemukan gaya permainannya sendiri yang lebih original karena memang seperti itulah yang dibutuhkan untuk menjadi bintang besar.

15 November 2013

MILAND 'MILLIE' PETROZZA

   Sebagai salah satu motor penggerak band trash metal Kreator, nama Miland 'Millie' Petrozza sudah cukup untuk membesarkan kejayaan band tersebut hingga kini. Tigabelas album sudah dikeluarkan sejak kurun waktu 1985-2012.
   Posisinya pada gitar sekaligus merangkap vokalis sangat tepat karena tidak banyak orang yang bertalenta tersebut tercipta didunia ini, namun kemahirannya dalam mengolah musik ala kreator menjadikannya sebagai musisi besar. Walaupun masih dibantu untuk urusan lead oleh personil Kreator lainnya, tapi permainan gitar Petrozza layak diperhitungkan diblantika musik trash metal. Dengan pola ritem gitar yang cepat, variatif dan enerjik membuat lagu-lagu kreator lumayan nyaman untuk diterima telinga pendengar musik rock & metal. Salah satu lagu yang berjudul "Under a total blackened sky" dari Kreator membuktikan hal itu. Gitaris asal german ini menggunakan gitar signature model yang diberi nama "The Jackson Millie Phobia King V."  

21 Oktober 2013

PEDAL DISTORSI

AKANKAH DITINGGALKAN ?

Efek distorsi digunakan untuk mengubah suara asli gitar (elektrik) menjadi terdengar berbeda, kuat dan tebal. Kini efek pedal tersebut sudah mulai ditinggalkan tetapi masih diminati. Hal ini dikarenakan sudah semakin banyak beredar (head) ampli modern dengan beragam fasilitas didalamnya termasuk efek distorsi itu sendiri beserta turunannya. Bahkan ada juga yang terkesan vintage sehingga suara yang dihasilkan lebih jernih atau hampir mendekati suara aslinya (jenis tabung). Berbeda dengan efek pedal overdrive yang masih dibutuhkan karena peranannya sangat penting untuk mempertahankan dan memperpanjang nada guna keperluan lead. Mungkin hanya musisi metal yang masih tetap eksis menggunakan efek distorsi karena memang edentik dengan suara cadas walaupun ada juga seperti yang sudah disebutkan diatas alias gitar langsung colok ke ampli kerena nggak mau disibukkan oleh beragam perangkat efek. Karena untuk hasil terbaik, pilih mana? yang simpel atau yang rumit? semuanya kembali lagi ke selera pribadi masing-masing.   

14 Oktober 2013

ALTERNATE PICKING

Banyak pengertian tentang alternate picking pada permainan gitar yang pernah kita dengar. Intinya hampir sama, semuanya menuju pada teknik up-down (stroke) seraya bermain cepat. Tapi sesungguhnya lebih luas dari itu, karena bisa juga diartikan sebagai sebuah pengembangan improvisasi permainan yang menyangkut cara memetik dawai gitar dimana didalamnya mengandung unsur pilihan nada yang tepat dan berkualitas. Tidak semua gitaris kelas dunia mampu menunjukkan teknik alternate picking dengan baik karena salah-salah bisa terdengar monoton atau membosankan. 

Beberapa gitaris dunia dengan alternate picking terbaik antara lain :

1. Steve Vai
2. Paul Gilbert
3. John Petrucci
4. Steve Morse
5. Guthrie Govan
6. Edu Ardanuy
7. Joe Stump

27 September 2013

ROB BALDUCCI

Gitaris ini sudah meluncurkan empat album dalam karir bermusiknya. Balance (1995), Mantra (2002), The color of light (2005) & Violet horizon (2009). Cukup sulit juga menentukan karakter permainan yang diusungnya. Beberapa lagu instrumentalnya tercipta dalam pendekatan sound ala Steve Vai dan beberapa nomor slownya seperti terinspirasi oleh Joe Satriani dan Jason Backer, sebut saja lagu: "Remember the time" dan "The queen of cups." Secara teknis, permainan gitarnya sangat baik. Ia bermain lepas dengan sound yang berani. Penerapan teknik bending banyak menghiasi lagu-lagunya. Rob Balducci mungkin sangat cocok jika berkolaborasi dengan Guthrie Govan yang karakter permainannya lebih mendekati dirinya dimana unsur fusion juga melekat pada dirinya. Satu hal yang menarik juga bisa kita simak dalam lagu-lagunya yang bertempo cepat, dengan komposisi ritem gitar yang mengangkat pola permainan rock progresive seperti pada lagu: "Seduction" dan "Friction." Rob Balducci adalah musisi asal New York yang cukup potensial dalam menciptakan lagu instrumentalia berkualitas. Prinsip keseimbangan antara emosi, improvisasi dan kemampuan teknik bermain gitar adalah salah satu idealisme yang ada dalam genggamannya.  

30 Agustus 2013

METALLICA LIVE IN JAKARTA INDONESIA

KONSER YANG MEMUKAU

Konser hari minggu kemarin, tepatnya 25 Agustus 2013 benar-benar sebuah pembuktian yang dilakukan oleh Metallica untuk melepaskan dahaga para penggemarnya di Indonesia. Walaupun itu merupakan penampilan kedua mereka, tapi jarak 20 tahun adalah waktu penantian yang sangat panjang. Itulah mengapa interaksi yang tercipta antara penonton dan personil band Metallica di atas panggung kala itu begitu mengagumkan serta bikin merinding yang menyaksikan dan mungkin lebih 'gila' dari yang pernah ada. Semangat dan kemampuan teknis bermusik setiap personil Metallica tetap terjaga dengan baik sampai saat ini. Tidak bisa dipungkiri wajah mereka memperlihatkan sebuah kekaguman di hadapan antusias 60.000 penonton di stadion Gelora Bung Karno Jakarta yang telah memendam kerinduannya selama ini. Metallica pun telah mempersembahkan performance yang beda dan luar biasa sesuai dengan janji mereka. Penonton juga sangat amat puas dengan suguhan musik cadas dengan panggung megah serta kualitas sound system yang menurut mereka 'nendang' banget. Nomor-nomor hit legendaris Metallica seperti: "Seek & destroy," "Creeping death," Master of puppets," "One" dan lagu wajib "Enter sandman" merupakan lagu-lagu yang masih sempat dimainkan dan yang pasti telah ditunggu-tunggu oleh para penggemar metal Tanah Air. Dalam menutup penampilannya, mereka juga berujar akan segera kembali ke negeri ini di masa mendatang.   

22 Agustus 2013

LAGU WAJIB

Inilah tiga legenda gitar yang selalu membawakan lagu wajib pada setiap konsernya.
Mereka adalah :


Joe Satriani - "Summer Song"
Steve Vai - "For The Love Of God"
Yngwie Malmsteen - "Far Beyond The Sun"

14 Agustus 2013

ALBUM KASET GITARIS

Mengkoleksi kaset pada jaman dahulu ketika masih sekolah sungguh menyenangkan, tetapi lebih menyenangkan lagi jika kaset-kaset itu masih ada sampai sekarang. Kaset memang sudah menjadi barang sangat langka, apalagi sebagai penggemar album gitaris saya masih menyimpannya sampai sekarang sebagai kenangan. Entah dimana saya bisa mendapatkan lagi seperti dahulu yang saya miliki kini. Ada beberapa diantaranya yang terpaksa saya buang dalam keadaan paket memprihatinkan karena seringnya diputar kala itu atau hilang karena dipinjam oleh teman yang tak kunjung kembali. Untungnya saya masih merawat beberapa diantaranya yang masih dalam keadaan baik dan lumayan dari kondisi pita maupun cover kasetnya. Kalau saya melihat kaset-kaset album gitaris yang saya beli dahulu, saya jadi teringat pada masa-masa gemilangnya era rock '80-'90an yang banyak melahirkan gitaris-gitaris pelopor dan melegenda. Juga ketika solo gitar menjadi bagian penting dalam suatu performance sebuah band rock yang kejayaannya sempat memudar tapi kini telah kembali.

26 Juli 2013

MAGNET YANG SAMA

Dua kekuatan gitar yang menempel pada magnet yang sama.

Yngwie Malmsteen mengagumkan.
Joe Stump semakin hebat.

Pertanyaan :
Mungkinkah mereka berduet satu panggung ?
Atau berkolaborasi dalam album studio ?

Jawaban :
Tidak tahu..... atau mungkin saja !
Karena G3 saja bisa terwujud

19 Juli 2013

DAWAI USANG GITAR ELEKTRIK

Pernahkah anda menghabiskan banyak waktu di studio musik hanya untuk menyetem gitar elektrik yang suaranya fals? Atau mungkin kita malah menyalahkan effect yang jelek atau ampli yang nggak bagus. Sebenarnya yang harus menjadi perhatian utama kita adalah dengan memperhatikan sumbernya terlebih dahulu, yaitu senar pada gitar. Lihat dan rasakan, apakah senar gitar sudah berkarat atau sudah usang termakan usia yang menyebabkan getaran yang dihasilkan tidak lagi sempurna. Apalagi umumnya di rental studio musik, senar tidak akan diganti jika tidak putus biarpun mungkin sudah setahun lebih terpasang karena dianggap awet. Dawai pada gitar elektrik yang berkarat atau sudah termakan usia pasti suaranya agak aneh bikin kita pusing mencari sound yang kita harapkan.  Solusi terbaik kita Cuma satu, yaitu segera ganti senar dengan yang baru, pasti suara gitar akan kembali fresh dan kita tidak lagi menyalahkan kondisi effect dan ampli yang tidak representatif serta bisa menghemat waktu dalam hal menyetem gitar. Alangkah lebih baik lagi jika membawa gitar milik kita ke studio musik dengan senar sudah dalam keadaan baik karena selalu dimaintenance oleh kita sendiri. Satu hal penting pada gitar yang tidak dimainkan dalam waktu lama, kualitas dawainyapun bisa memburuk.

4 Juli 2013

ARNE LANVALL STOCKHAMMER

MELODI YANG BERNYANYI

   Dalam dunia gitar, kita sudah sering mendengar istilah melodi yang bernyanyi. Istilah tersebut sudah banyak dilontarkan oleh banyak musisi. Umumnya mereka sekaligus mengagumi gitaris yang memiliki kemampuan seperti itu. Yang pasti selain nada manis dan enak untuk didengar juga tidak terlalu disibukkan oleh kemahiran bermain gitar secara teknis. Biasanya yang menjadi ukuran adalah nomor-nomor slow dari gitaris melodik yang bersangkutan. Dahulu atau mungkin sampai sekarang nama yang paling sering disebut adalah sang legenda gitar Vito Bratta (White Lion) atau mungkin juga nama lain seperti Joe Satriani, Neil zaza, Bill Laverty dan seterusnya.
   Ada lagi satu gitaris yang juga tidak kalah dengan talenta tersebut. Dia adalah Arne "Lanvall" Stockhammer yang merupakan gitaris simponik klasik asal Austria. Kemampuannya dalam mengolah gaya permainan melodi gitar klasik ke dalam sebuah lagu yang beraroma simponik membawanya tergabung dengan band metal Edenbridge, yang beberapa bulan lalu sempat bertandang ke Indonesia dalam rangka melengkapi tour konsernya. Selain menguasai gitar, ia juga memainkan keyboard. Kita bisa mendengar beberapa melodi gitar yang bernyanyi hasil garapannya di album-album milik Edenbridge. Salah satu karyanya yang sangat apik bisa kita simak pada lagu gothic yang berjudul "Centennial Legend." Sepintas melodi-melodi gitarnya lahir secara konseptual hingga termasuk dalam alunan nada yang ramah untuk diingat. Lanvall juga pernah merilis beberapa solo album, diantaranya adalah album "Melolydian Garden," yang berformat musik instrumental gitar dengan beat-beat yang memberi kesan rileks dan tenang. Gaya permainan gitarnya seperti mendengarkan kolaborasi antara John Petrucci, Steve Morse dan Tony Mcalphine.

28 Juni 2013

NEIL ZAZA

   Tidak banyak seorang gitaris instrumental melodik yang lahir ke dunia ini. Hanya ada beberapa orang saja yang namanya bertengger di jajaran papan atas dunia. Salah satunya adalah Neil Zaza. Kepandaiannya dalam meracik komposisi gitar yang bernyanyi adalah spesialisasinya. Hampir sebagian besar lagu-lagunya cukup menghibur seperti "Take on me" dan "Go," ibarat kita mendengarkan musik-musik yang mengiringi sebuah tayangan atau film. Baginya melodi sebuah lagu adalah tetap hal yang utama dibanding bermain-main dengan mengedepankan kemahiran unsur teknikal. Hal itulah yang membuatnya tetap enjoy dan ceria dalam setiap penampilannya.
   Walaupun demikian, sebagai gitaris kelas dunia Neil Zaza juga sesekali menyertakan teknik bergitar tingkat tinggi dengan eksplorasi permainan cepat habis-habisan menjelang akhir lagu. Dua album terakhirnya "212" dan "Clyde The Cat" semakin menunjukan kekuatan sound gitarnya yang kian berbobot layaknya seorang virtuoso. Salah satu hal yang membedakan Neil Zaza dengan gitaris melodik lain terletak pada komposisi lagu slownya yang terdengar lebih emosional, contohnya "Is this wonderland?" serta seperti juga halnya lagu "Violet twilight" yang cukup ramah untuk disimak karena nuansanya agak memoriable.
   Pada tahun 2002 Neil Zaza juga pernah mengeluarkan seri Christmas Album yang berjudul "One Silent Night" yang berisikan lagu-lagu Natal klasik menurut versinya dalam dua volume. Dalam perjalanan karirnya, Musik beraliran klasik telah mempengaruhi talentanya dalam mengkomposisi beberapa lagu ciptaannya ditambah dengan kombinasi sentuhan pop rock yang menghiasi album-albumnya.  

8 Juni 2013

AVANTASIA

"THE MYSTERY OF TIME"

Masyarakat musik negeri kita mungkin banyak yang baru mengenal Avantasia ketika grup ini mengeluarkan album yang bertajuk "The Scarecrow." Avantasia sendiri adalah sebuah grup simponik metal asal Jerman dan sudah sangat terkenal di Eropa dan dunia. Konsep musiknya terus berkembang dengan lagu-lagunya yang semakin bagus. Bahkan mereka sempat merilis double album sekaligus di tahun 2010. Untuk tahun ini mereka merilis sebuah album konseptual yang benar-benar mantap. "The Mystery of Time" adalah hasil dari kerja keras mereka yang patut diacungi jempol. Dari sisi lagu, lirik, aransement maupun judul albumnya, semua klop. Begitu pula dengan penempatan porsi setiap departement musiknya sangat berimbang. Seperti contohnya gitaris mereka Sascha Paeth yang bermain sangat baik tapi sebenarnya tidak ada yang istimewa karena memang disesuaikan dengan kebutuhan setiap lagu.  Itulah mengapa unsur kemegahan terasa sekali disana-sini hingga boleh dibilang inilah album yang terasa metal opera banget. Apalagi pada lagu yang berjudul "Spectres" dan beberapa lagu yang berdurasi panjang seperti "The great mystery," dimana menghadirkan choir yang semakin menambah kuat emosi dari lagu tersebut. Ada juga lagu yang asyik untuk kita nikmati seperti "Dweller in a dream" serta lagu "Where clock hands freeze" yang nuansanya mengingatkan kita pada "Eagle Fly Free"-nya Helloween. Di album "The Mystery of Time" ini Tobias Sammet sang vokalis berperan aktif dalam menulis dan mengkomposisi semua lagu. Belum lagi teknik vokalnya yang khas meyakinkan ditambah kehadiran vokalis-vokalis tamu tingkat dunia yang sudah tidak asing lagi diantaranya: Joe Lynn Turner, Michael Kiske dan Eric Martin. Tidak pas juga rasanya jika album beraroma opera ini tidak menyertakan vokalis wanita. Maka ditariklah Cloudy Yang untuk yang kedua kali oleh Tobias agar berduet dengannya di lagu "Sleepwalking." Album terbaru dari Avantasia ini merupakan sebuah karya musik yang sangat baik, yang mungkin juga telah lama dirindukan oleh para penikmat musik metal sejati di seluruh dunia karena berisikan materi-materi bagus yang sayang untuk dilewatkan. 

1 Juni 2013

APOY (WALI BAND)

Walaupun terlahir dari sebuah band beraliran pop, tapi jiwa bermusiknya menunjukkan potensi dan semangat rock. Karena tak jarang ia menyelipkan permainan solonya yang berirama rock, seakan memperlihatkan kemampuan teknis permainan gitar yang cukup matang. Dialah Apoy, gitaris dari band 'Wali' yang kini tengah sibuk-sibuknya turun naik panggung musik Tanah Air. Bagi pengamat musik yang jeli, setiap penampilan solonya pasti sedikit berbeda dengan format rekaman, bahkan ia menambahkan lick-lick yang lumayan berkelas ala Steve Vai. Pada saat tertentu kadang Apoy juga memainkan nomor full instrumental gitar sebagai selingan. Melihat setiap aksi panggungnya, bisa dipastikan ia sangat berbakat menjadi seorang gitaris solo sekaligus komposer gitar masa depan. Apakah Apoy mempunyai keinginan untuk menciptakan nomor-nomor instrumental gitar hingga suatu saat nanti mampu membuat album berorientasi gitar? Kita tunggu saja.!     

26 Mei 2013

MATIAS KUPIAINEN

LEBIH FRESH

   Mencari pengganti posisi gitaris senior pasti tidaklah mudah, apalagi gitaris tersebut memiliki andil besar dalam perkembangan sebuah band hingga band tersebut menjadi terkenal dan berkarakter. Hal inilah mungkin yang dialami Stratovarius sewaktu gitaris utama mereka hengkang. Tapi untungnya Stratovarius menemukan orang yang sangat tepat hingga band power metal itu tetap eksis.
   Dia adalah Matias Kupiainen, musisi asal Finlandia. Dari segi skill, gitaris yang satu ini sudah terbukti kemampuannya. Jari-jemarinya begitu lihai bergerak diatas fret gitar hingga dapat melahap lagu-lagu Stratovarius dengan baik. Seiring berjalannya waktu, Matias kupiainen masih mampu beradaptasi sampai tiga album terakhir yang cukup bagus berjalan dengan mulus ke telinga penggemar.
   Kehadiran Matias Kupiainen di album "Polaris," "Elysium" dan "Nemesis" memberi warna tersendiri bagi band legendaris tersebut. Diusianya yang masih muda, tentunya ia membawa potensi dan semangat ekstra dibanding para seniornya. Di tangan Matias Kupiainen, lagu-lagu Stratovarius terdengar menjadi lebih fresh dengan variasi ritem yang penuh warna, seperti pada lagu yang berjudul "Under flaming skies." Penampilan dan interaksi diatas panggung pun menjadikan band Stratovarius menjadi lebih hidup. Dalam hal style permainan gitar mungkin bisa dikatakan perpaduan antara John Petrucci dan Michael Romeo. Itu dikarenakan alternate picking-nya sangat cepat dan halus.
   Jika diperhatikan dari ketiga album terakhir, tentu terlihat jelas bagaimana seorang Matias Kupiainen memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan musik Stratovarius ke depannya. Kini ia sudah banyak terlibat dalam menciptakan lagu-lagu Stratovarius yang baru, sehingga band ini bisa terus dicintai oleh para penggemarnya dalam lintas generasi sampai sekarang.    

21 Mei 2013

TIMO TOLKKI

   Timo Tolkki adalah sosok gitaris dengan pembawaan yang sangat tenang di atas panggung. Walaupun musik yang dibawakan tergolong keras, tapi ia tetap tidak mau menonjolkan diri dengan porsi gitar yang mendominasi permainannya. Dunia power metal sudah ia lalui dengan jam terbang yang cukup dengan asam garam bersama band kebanggaannya terdahulu Stratovarius. Sejak kepergiannya dari Stratovarius, kemudian ia pun sibuk dengan berbagai proyek solo seperti: Revolution Renaissance, Symfonia dan terakhir Avalon.
   Kini Timo Tolkki begitu menikmati dunia musiknya yang baru yaitu simponik metal opera. Pada karyanya yang terbaru bersama Avalon project, ia seperti menemukan pengembangan sisi lain dalam style bermusiknya yang selama ini ia cari. Avalon merupakan proyek yang mengagumkan dimana kita bisa mendengar banyak hal berbeda di dalamnya seperti juga halnya "Hymn to Life" pada solo albumnya yang kedua. Beberapa lagu dibalut dengan sentuhan orkestra, contohnya "Avalanche Anthem." Dalam Avalon, Timo melibatkan musisi-musisi papan atas didunianya. Hampir semua lagu dalam Avalon bisa kita nikmati dengan puas. Mungkin ini dikarenakan harmoni maupun melodinya tidak tergolong berat dan mudah dicerna telinga. Untuk sound gitar, sepertinya Timo Tolkki tidak perlu lagi bermain cadas seperti ketika ia di Stratovarius. Ia mengurangi distorsi pada semua lead guitarnya, mungkin agar seimbang dengan orkestrasinya. Kita juga bisa merasakan adanya perenungan panjang pada aransemen lagu-lagunya yang menunjukkan keseriusan dalam berkarya. Walaupun demikian Timo masih belum bisa meninggalkan karakter Stratovarius pada beat drum di dua lagunya yaitu: "We will find away" dan "The magic of the night."
   Hal lain yang menarik di Avalon adalah kejeniusan Timo Tolkki dalam menemukan vokalis wanita yang sangat menjanjikan di masa mendatang. Dia adalah Elize Ryd. Mungkin siapapun yang mendengarnya terkesima dengan suaranya di Avalon. Selama ini Elize Ryd adalah vokalis Amaranthe yang beraliran death metal modern dengan sentuhan pop didalamnya. Kehadiran Elize Ryd di Avalon sangat besar pengaruhnya bagi keunggulan album tersebut dari segi kualitas.
   Secara keseluruhan album Avalon telah menunjukkan kepada dunia bahwa Timo Tolkki adalah musisi sekaligus composer metal yang tetap berjaya dengan segudang talenta bermusiknya yang masih bisa terus dieksplorasi melalui karya-karya yang mumpuni.     

4 Mei 2013

AKUSTIK ATAU ELEKTRIK

   Sebagai alat musik, fungsi gitar akustik dan gitar elektrik sebenarnya sama saja. Yang membedakan keduanya adalah suara dawai yang dihasilkan. Body keduanya sama-sama terbuat dari unsur kayu. Untuk yang elektrik berbahan kayu padat sedangkan untuk yang akustik berbahan kayu tipis, lebih ringan dan berlubang. Fungsi lubang untuk menyerap getaran dawai pada gitar akustik digantikan oleh keberadaan pickup pada gitar elektrik.
   Gitar elektrik lebih unggul dalam hal ekplorasi suara dawai yang dihasilkan, karena lebih memungkinkan dalam penerapan teknologi manipulasi efek suara seperti overdrive, distorsi, delay dan reverb. Sedangkan gitar akustik lebih mengedepankan unsur keaslian dan kemurnian suara dawai. Karena itu mengapa gitaris sekelas dunia yang begitu menggilai elektrik gitar pun kadang masih menyisahkan waktu untuk sesi penampilan akustik, entah itu bagian dari performance mereka atau hanya sekedar memberi warna lain sebagai selingan saja.

28 April 2013

RUSTY COOLEY

   Banyak gitaris di dunia ini yang diklaim sebagai gitaris tercepat. Predikat itu tidak akan ada artinya jika tidak disertai dengan karya musik yang bagus dari yang bersangkutan. Bagi beberapa orang, mungkin bermain cepat itu mudah tapi jika unsur kecepatan itu membentuk sebuah karakter, rasanya sulit. Malah yang ada jadi terkesan ikut-kutan.
   Berbicara mengenai hal tersebut, Gitaris yang memiliki peluang dalam mengejar kemampuan itu mungkin adalah Rusty Cooley. Tidak hanya bermain cepat, ia pun sudah pernah mengeluarkan  solo album self-title dengan nomor-nomor instrumental gitar yang 'gawat'. Hampir semua lagunya ngebut hingga terasa sedikit melelahkan. Beberapa lagu memiliki semangat era 90'an, seperti: "Under the influence," "The duel," dan "Dominion." Tapi ada satu lagu yang cukup menghibur yaitu "War of the angels." Album tersebut juga boleh dibilang terlalu banyak akrobatik sweepping maupun arppeggio yang bagi sebagian pendengar mungkin bisa membosankan. Tapi untuk ukuran sebuah album solo perdana, sudah merupakan karya yang luar biasa yang bisa memunculkan ciri khas atau karakter bagi dirinya. Ditambah lagi jam terbang Rusty Cooley bersama band metal "Outworld" yang juga pernah merilis sebuah album. Salah satu lagunya yang berjudul "Riders" lumayan untuk disimak. Sementara beberapa permainan lead gitar di album solonya terdengar dalam irisan sound yang sangat tajam, akurat dan super cepat. Begitu juga di "Outworld" yang sepertinya tidak banyak berbeda dalam hal karakter permainan gitarnya. Mendengarkan musik Rusty Cooley ibarat menggabungkan dua gaya permainan gitar antara Yngwie Malmsteen dan Steve Vai. Satu hal lagi yang menarik adalah, saya bisa menyebutnya : "Kedasyatan Delapan Dawai"   

23 April 2013

KOMBINASI TEKNIK

WHAMMY BAR,
SCREAM & SQUEAL

Umumnya dijumpai pada musik heavy metal. Kombinasi teknik tersebut bisa menambah kekuatan karakter sang gitaris dalam setiap penampilannya. Pengertian teknik Whammy Bar adalah pemaksimalan fungsi pitch/handel pada gitar dengan cara mengayunkannya, baik menekan maupun menarik sekuat-kuatnya sehingga menghasilkan bunyi raungan dawai yang melengking atau menderu. Sedangkan Scream atau Squeal adalah pemaksimalan teknik picking dengan menyiasati kemahiran jari di atas fret dalam menyentuh dawai gitar. Teknik-teknik ini cukup dasyat dimainkan jika didukung oleh sistem tremolo pada bridge yang memadai ditambah setingan effect gitar (overdrive/distorsi & reverb/delay) yang pas. Gitaris dunia yang sangat mahir dengan kombinasi teknik tersebut adalah Joe Satriani dan Steve Vai. Ada juga beberapa gitaris yang cukup akrab dengan teknik whammy bar seperti Eddie Van Halen serta Herman Li yang mungkin lebih kompleks . Kalo untuk gitaris terkenal tanah air yang familiar dengan teknik tersebut termasuk jarang. Mungkin dahulu kita sempat mengenal Ipunk dan Lucky dari Power Metal atau Edo dari Voodoo. Tapi kini masih ada Eet Sjahranie yang sering melakukan squeal serta ada Pupun ROR yang menyertakan teknik kombinasi tersebut dalam setiap penampilannya.

18 April 2013

STEPHAN FORTE

   Sosok gitaris eksentrik dengan sorot matanya yang misterius ala gothic. Sebagai salah satu personil yang tergabung dalam pembuatan album sejak 2001 bersama "Adagio," sebuah band asal prancis beraliran progressive metal. Sudah empat album mereka rilis, dengan lagu-lagu di dalamnya yang cukup berbobot. Stephan Forte memang sudah terlihat lebih menonjol di "Adagio." Dengan permainan melodi gitarnya yang berstandar shredder, membuat dirinya perlahan-lahan muncul di blantika musik dunia khususnya solo gitar. Apalagi setelah ia mengeluarkan album yang berorientasi gitar bertittle: "The Shadows Compendium," menjadikannya semakin pantas masuk ke jajaran gitaris kelas dunia yang patut diperhitungkan.
   Itensitas permainan gitarnya di "Adagio" cukup tinggi. Hal ini tampak pada beberapa lagunya yang seperti memiliki dua chorus atau terdengar melalui stereo seperti duet gitar kanan-kiri, sehingga terbuka banyak kesempatan pada dirinya untuk bermain solo. Dengan pola ritem yang padat dan sound agak gelap sejalan dengan eksplorasi double pedal drummernya membuat setiap lagu "Adagio" bertenaga.
   Sementara di album solo, Stephan Forte lebih banyak menunjukkan unsur kecepatan dengan pedekatan nada-nada tinggi, dimana di dalamnya bertaburan teknik-teknik seperti: sweep picking maupun down stroke. "The Shadows Compendium" adalah album solo dengan permainan gitar tingkat tinggi yang sudah sejak lama ia impikan, dan kini hal tersebut telah terwujud sebagai bukti bahwa dirinya adalah gitaris metal produktif dengan permainan gitar yang terus berkembang.

12 April 2013

POSISI TIGA GITAR YANG KOMPAK

Kita mengenal beberapa trio gitar, tapi untuk sebuah grup heavy metal mungkin cuma Iron Maiden yang punya nama legendaris. Dengan kekuatan merata tiga gitarisnya yang kompak membuat lagu-lagu mereka kaya akan riff-riff yang Dinamis. Penampilan Adrian Smith, Dave murray dan Janick Gers selalu memberikan suguhan yang menarik dengan gaya bergitar yang atraktif di atas panggung megah. Ketiganya telah terkonsep untuk bermain solo bergantian secara apik. Kita tidak akan bisa melihat diantara mereka yang menonjol dengan egonya masing-masing. Itulah salah satu faktor yang mungkin membuat Iron Maiden tetap nyaman dengan posisi tiga gitar dan mampu bertahan sekian lama. Walaupun dengan tiga gitar, musik mereka juga tidak tergolong rock yang berisik, Hal itu dikarenakan karakter aransemennya termasuk sederhana dengan pola harmonisasi lagu yang tetap terjaga dari tahun-ketahun. Salah satu kelebihan dari Adrian, Dave dan Janick adalah kekompakan ritem serta kemampuan alternate picking mereka yang sangat baik ketika bermain solo. Bisa dipastikan kita akan terhibur dengan melodi-melodi gitar yang harmonis yang selalu mudah untuk diingat dan melekat akrab di telinga.      

4 April 2013

EDUARDO ARDANUY

Apakah anda mengenal Dr.Sin? Sebuah band beraliran metal asal Brazil. Eduardo atau lebih dikenal dengan Edu Ardanuy adalah gitaris dari band tersebut. Ia cukup lama bercokol sebagai personil yang ikut membesarkan nama Dr.Sin hingga dikenal oleh dunia. Apalagi setelah ia merilis sebuah album solo gitar "Electric Nightmare" yang mengangkat namanya ke jajaran gitaris elit. Di negeri kita mungkin keberadaan nama Dr.Sin mulai dikenal sejak Yngwie Malmsteen mengeluarkan album Live in Brazilnya, dimana dalam paket Triple CD/Kasetnya menyertakan pula CD/Kaset dari grup band tersebut. Keliaran dan Kesigapannya dalam mengontrol nada-nada ekstrim dengan cepat serta karakter suara over drive dengan kadar yang pas pada efek gitarnya, membuktikan dirinya pantas disebut sebagai gitaris shredder berciri khas. Lagu yang berjudul "No Rules" adalah salah satu bentuk kematangan dan pencapaian tertinggi teknik bermain gitarnya di Dr.Sin. Album "Electric Nightmare" nya pun berisikan nomor-nomor gila yang menghibur dengan melodi ngejelimet, dimana sudah lebih dari cukup untuk dijadikan bahan referensi sebuah album instrumental gitar.  Kini Edu Ardanuy telah menyandang gitar signature-nya yang memiliki bentuk unik, perpaduan antara unsur klasik dan modern yang elegan. Ia sudah lama dan bangga menggunakan "Tagima Guitar," merek ternama Brazil, sebagai bentuk promosi dan kecintaannya pada produk dalam negerinya. Sebuah idealisme yang patut dicontoh oleh gitaris-gitaris di Tanah air. 

24 Maret 2013

JOHN BRUNO

Namanya mungkin tidak setenar para dewa gitar dunia, atau mungkin juga banyak yang tidak mengenalnya di kalangan penggemar musik metal tanah air. Band tempat persinggahannya pun "Obsession" dan "XFactorX" sangat jarang disebut-sebut di beberapa media musik negeri ini. John Bruno juga pernah terlibat pada beberapa proyek musiknya Michael Vescera (eks Yngwie Malmsteen, Loudness dan Joe Stump's The Reign Of Terror) yang paling tidak sempat membuat namanya terangkat. Gitaris yang satu ini tidak diragukan kemampuannya dalam bermusik. Melody gitar yang dimainkannya begitu kompleks sehingga agak sulit kita menentukan karakter apa yang ia bawa. Chorus dan riff-riffnya luar biasa liar, tapi tetap bermain dengan rapih. Kalau diperhatikan dari tipikal permainan gitarnya, John Bruno adalah seorang solo shreeder yang bagus. Konsentrasi pergerakan melodi atau alternate picking-nya sangat mengagumkan dan benar-benar tidak membosankan untuk di dengar di setiap lagu. Karakter sound gitarnya sangat mencolok dengan kadar distorsi yang lumayan cadas. Dengan dukungan dari produk gitar ternama 'Dean Guitar,' membuatnya lebih semangat dan semakin bergairah dalam berkarya di kancah musik metal dunia.

18 Maret 2013

TAMPIL BEDA DAN UNIK

   Tiga musisi papan atas Indonesia dengan instrumen gitar yang tidak biasa sekaligus boleh di bilang relatif tidak ada pesaing sejenis di negeri ini. Mereka adalah Iwan Hasan, I Wayan Balawan dan Adrian Adioetomo. Iwan Hasan adalah seorang gitaris harpa yang sudah lama malang-melintang di dunia musik lokal maupun internasional, karena itu sudah termasuk ke dalam musikus senior. Sementara I Wayan Balawan adalah seorang musisi, mentor, clinical dan lain-lain yang sangat familiar dengan teknik bergitar andalannya yaitu touch tapping style yang oke punya, menggunakan leher gitar ganda hasil kreatifitasnya. Lain halnya dengan Adrian Adioetomo, pemusik blues yang menyandang jenis gitar resonator, dimana instrumen ini sangat jarang berseliweran di pentas musik tanah air, karena itulah yang menjadikannya unik, beda dan mungkin legend.
   Mereka adalah contoh musisi-musisi kreatif yang sekaligus pandai mencari cela atau peluang dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam berkarya, walaupun mungkin di luar sana (negara lain) sudah ada yang menggunakan instrumen sejenis yang hampir sama. Tapi keberanian dan bakat yang luar biasa adalah modal kesuksesan mereka di dunia musik. Idealisme yang mereka bawa merupakan salah satu nilai tambah yang mengandung unsur keunikan tersebut serta ciri khas dalam musik mereka, sehingga akhirnya bisa diterima oleh masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun manca negara.

8 Maret 2013

SWEEP PICKING/ ARPEGGIO

   Sebagai penggila instrument gitar, pasti anda mengenal teknik Sweep Picking/ Arpeggio bukan? Semua musisi yang mendewakan permainan gitar cepat khususnya elektrik gitar, pasti ingin menahklukan teknik sulit yang satu ini. Apalagi para pecinta musik power/ speed metal sangat familiar dengan nada-nada hasil penerapan dari Sweep picking tersebut. Mungkin saat ini teknik sweep picking/ arpeggio menjadi salah satu ukuran kehebatan atau tingkat kemampuan seseorang dalam menguasai permainan gitar. Tidak jarang dalam suatu festival band atau event musik (gitar), ada saja yang melakukannya sebagai ajang pamer kebolehan biar dianggap jago. Beda dengan era ' 90an yang mengedepankan unsur kecepatan sebagai standar promosi diri seorang gitaris rock metal  bila dirinya mau dianggap hebat.
   Teknik sweep picking/ arpeggio merupakan teknik dalam bermain gitar yang mengandung unsur keindahan sekaligus tingkat kesulitan tinggi seperti halnya juga teknik two handed tapping. Sinkronisasi antara pergerakan naik-turunnya jari-jemari dengan sentuhan pick secara cepat melesat di atas fret gitar, menjadikan daya tarik tersendiri bagi yang melakukan maupun yang menyaksikannya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa memainkan teknik sweep picking cukup menakutkan bagi yang belum biasa, sehingga tidak semua orang berani atau mau melakukannya. Faktor artikulasi atau keakuratan dan kejernihan suara dawai sangat menentukan keberhasilan memainkan teknik ini. Butuh waktu yang tidak singkat dan hanya mereka yang mempunyai niat, kesabaran serta semangat saja yang bisa menguasainya. Seorang gitaris dunia yang mumpuni atau profesional sekalipun belum tentu mampu menguasainya, tapi itu bukan merupakan ukuran baginya bila ia mempunyai teknik atau sesuatu yang lain dalam musiknya yang berharga yang bisa ia jual.
   Aliran neoclassic metal biasanya sangat identik dengan teknik tersebut. Sebut saja: Yngwie Malmsteen, Joe Stump, Michael Romeo, Jeff Loomis, Rusty Cooley dan Stephan Forte adalah contoh gitaris-gitaris kelas wahid yang tidak pernah ketinggalan apalagi lupa pada kemasyuran teknik sweep picking/ arpeggio.

3 Maret 2013

THE RASMUS


   Walau Cuma empat orang personilnya, The Rasmus yang adalah band asal Finlandia telah menunjukan kematangannya sebagai sebuah grup Alternative Rock yang tetap eksis dengan karya-karya berciri khas. Empat album terakhir dari delapan album studio yang telah dirilisnya sudah cukup membuktikan ke arah mana musik yang akan mereka bawa. Sound gitar yang sangat mendukung lagu serta karakter vokalisnya telah memberi warna tersendiri bagi musik mereka.
   Pauli Rantasalmi sebagai gitaris, telah meramu suara gitar The Rasmus kedalam corak sound kekinian dan modern, jauh dari kesan vintage. Mungkin seiring dengan mengikuti kembalinya kejayaan musik rock masa lalu yang kini mulai terangkat kembali, ia pun sudah berani menyelipkan chorus pada part gitarnya serta menambahkan varian efek tertentu di beberapa buah lagu sesuai keperluan aransement, hingga setiap lagunya terkesan tidak lagi monoton dengan format baku ritem. Harus diakui keberadaan Lauri Ylonen, sang vokalis yang bertindak sebagai frontman menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan penampilan bandnya di atas panggung. Dengan kualitas suaranya yang mungkin tidak bisa tergantikan sampai kapanpun, The Rasmus selalu berusaha untuk menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan emosi dan karakter vokalnya.
   Satu hal positif yang The Rasmus berikan kepada penggemarnya adalah mereka selalu mampu mempersembahkan album-album bagus dengan kualitas lagu yang merata serta aransement yang baik dan simpel sekaligus berbobot. Lagu "Sail Away" adalah salah satu karya terbaik yang bisa kita nikmati dari The Rasmus.  

21 Februari 2013

HELLOWEEN


ALBUM YANG REPRESENTATIF
  
   Bagi sebuah band senior khususnya di jalur metal, pasti mereka mempunyai masa-masa keemasan yang pernah mereka jalani melalui lagu-lagunya yang kuat dan melegenda.  Seiring berjalannya waktu dimana usia mereka yang sudah tidak muda lagi, secara fisik pasti sulit untuk mengembalikan lagi kejayaan itu. Diatas panggung masa kini mungkin mereka masih bisa membawa atmosfer masa lalu tersebut dengan stock lagu-lagu lama mereka, tapi kalau urusan membuat album baru dengan kekuatan yang setara di era itu rasanya cukup sulit. Tapi tampaknya hal itu tidak berlaku bagi band sebesar Helloween. Maka beruntunglah kepada para penggemar Helloween serta masyarakat metal dunia, karena Helloween baru saja membuktikannya dengan meluncurkan sebuah album dengan judul "Straight Out Of Hell."
   Album yang benar-benar berkualitas. Ini dibuktikan dari keseluruhan lagunya yang nendang banget. Bisa diibaratkan jika seluruh album Helloween yang pernah ada dicompress, itulah hasilnya. Tidak ada satu pun lagu yang mengganggu yang akan membuat kita tertunduk lesu karena semuanya menghibur dengan olahan sound yang menyegarkan, bersih dan nyaman di telinga. Tampaknya tepat sekali mereka dalam memilih studio rekaman. Mutu permainan gitar yang kreatif dan variatif dari personil muda Sascha Gerstner juga membuat album ini kaya secara musikalitas. Kualitas vokal Andi Deris pun tidak berubah sampai sekarang, bahkan beberapa lagu berkarakter kuat di album ini adalah ciptaannya. Ditambah satu buah lagu yang didedikasikan untuk mengenang almarhum Freddie Mercury. Lagu ini sangat memungkinkan menjadi menu sing along untuk tour Helloween kali ini. Keseluruhan ada enambelas lagu berbobot sudah termasuk bonus track didalamnya yang lumayan memuaskan untuk ukuran sebuah album metal. 
   Untuk persembahan album istimewa ini, kita patut berterimakasih kepada bassis Markus Grosskopf karena tiga buah lagu ciptaannya akan mengobati kerinduan kita kepada masa-masa keemasan Helloween di era ’80-’90 an, termasuk di dalamnya lagu “Straight Out of Hell” itu sendiri yang mewakili kekuatan album tersebut karena reffreinnya sangat menghibur dan lengket ditelinga. Itulah yang membuat album Helloween kali ini sama sekali tidak kehilangan jati dirinya, Tetap berkarakter dan aransement musik yang rapih. Buat penggemar fanatik Helloween, bisa dipastikan album ini tidak akan mengecewakan mereka. 

Terimakasih Helloween

15 Februari 2013

MARK TREMONTI

   Kalangan pecinta musik lebih mengenalnya sebagai gitaris Creed, band Alternative Hard Rock yang pernah membesarkannya. Sebagai seorang yang ingin menjadi musisi papan atas, secara perlahan tapi pasti ia terus mengasah kemampuan bermusiknya hingga menjadi seorang gitaris yang mumpuni. Melalui style dan permainan berkarakternya di "Alter Bridge," kini dunia menobatkannya sebagai gitaris yang patut diperhitungkan. Terlebih setelah ia merampungkan album solo yang merupakan impian dalam menyalurkan idealismenya dalam berkarya. Permainan distorsi gitar yang keras serta melodi yang rapat adalah ciri khasnya. Walaupun mencintai permainan solo, tapi karya musiknya tetap berpijak pada format standar sebuah lagu sehingga album-albumnya dapat diterima oleh semua kalangan di jalur rock.
   Mark Tremonti mulai terlihat spesial dalam urusan lead gitar sejak ia membentuk "Alter Bridge," terutama pada lagu yang berjudul "Open your eyes." Di Alter Bridge ia mulai menikmati kebebasan dari rantai yang membelenggunya selama ini sehingga permainan gitarnya terlihat begitu lepas. Creed adalah band yang dibentuk dengan ketentuan tidak mengharuskan gitarisnya bermain lead melodi karena format aransemenya serta trend musik era itu menghendaki demikian. Kekuatan gitarnya yang beraroma American Rock dengan sentuhan metal sangat terasa di proyek album solonya. Mark Tremonti adalah tipe gitaris yang suka dengan permainan ritem dengan sound yang padat serta eksplorasi melodi menuju klimaks. Itulah mengapa sesekali ia menempatkan melodi gitar di penghujung sebuah lagu agar nyawa lagu tersebut benar-benar terangkat ke titik emosi yang dikehendakinya. Dalam debut album proyek solonya "All I Was," ia bermain dengan irama musik yang semakin cepat hingga tidak ada lagi keraguan dalam menggapai idealismenya.         

7 Februari 2013

YNGWIE "SPELLBOUD"

     Yngwie Malmsteen belum lama ini telah meluncurkan album terbarunya yang berjudul "Spellbound". Sebagian besar materi di album tersebut berformat instrumentalia gitar. Dikarenakan sang vokalisnya berhalangan maka hanya ada beberapa lagu saja yang menggunakan vokal, itu pun dibawakan sendiri oleh Yngwie, dan salah satunya bernomor blues yang memang sesuai dengan karakter vokalnya. Seperti biasa di albumnya kali ini Yngwie masih berdiri dengan kokoh diatas idealismenya yang tetap terjaga dengan baik. 'Pencapaian kesempurnaan yang tiada batas', itulah yang mungkin bisa mewakili keberadaan album ini.
     Keistimewaan yang ada di album ini terletak pada lagu "Spellbound" itu sendiri yang bercorak tidak biasa pada ritemnya sehingga membuatnya sedikit berbeda. Lagu itu pula yang pada akhirnya dijadikan kekuatan di album tersebut. Lagu "Spellbound" juga sangat pas dan cocok untuk dibawakan sebagai nomor pembuka pada sebuah konser, pasti membuat para penonton bergairah dan antusias menyaksikan aksi panggungnya.  Juga ada beberapa lagu yang mengandung unsur modifikasi yang mestinya hal tersebut tidak perlu terjadi, karena itu akan menimbulkan kesan kehabisan ide bagi sebagian orang.
     Sebenarnya kita sudah lama merindukan karya-karya Yngwie yang amazing dengan kekuatan lagu yang merata disetiap album, sebut saja seperti: Eclipse, The Seven Sign, Magnum Opus, Facing The Animal dan Attack!!. Juga nomor-nomor slow-nya yang dramatik seperti: "Save Our Love", "Forever One". "Prisoner Of Your Love", "Like An Angel" dan "Alone In Paradise". Yngwie juga sudah jarang menciptakan lagu-lagu yang sangat berkarakter seperti: "Rising Force", "Never Die" atau "Demon Driver". Ya, semuanya itu memang membutuhkan waktu serta inspirasi yang kuat dan itu tidak datang dengan mudah. Mudah-mudahan kita bisa kembali menikmati keindahan karya dari Yngwie di masa-masa seperti itu pada album selanjutnya. Semoga !