19 November 2016

KOBRA AND THE LOTUS

   Band heavy metal ini pernah merilis dua buah album yang cukup bagus. Album tersebut adalah album "self tittle" dan "High Priestess" yang rilis pada tahun 2012 dan 2014. Disitu mereka merupakan formasi baru dari album sebelumnya "Out The Pit" hingga akhirnya berubah kembali ditahun 2015 sampai formasinya sekarang dengan single terbarunya.
   Khusus untuk dua album studio yang disebutkan diatas, kita bisa menemukan gairah metal baru dari band asal kanada tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui sound gitar yang tebal ditambah dengan aransemen musik yang mengikuti aroma progresif metal kekinian yang begitu terasa di kedua album tersebut. Tentu disini kehadiran sang vokalis wanita mereka Kobra Paige juga sangat berpengaruh besar dalam memberi semangat musik yang disuguhkan, karena di album tersebut kita bisa mendengar karakter vokal Paige yang sangat berbeda dari album perdana. Disini Paige telah meninggalkan warna suara klasik rocknya hingga terdengar berbeda seolah-olah telah terjadi penggantian vokalis. Belum lagi amunisi metal yang dibawa oleh gitaris mereka yang sarat akan ritem-ritem berbahaya, seperti pada lagu "50 Shades of evil" and "My life". Ada juga yang tidak kalah dasyatnya seperti "Battle of wrath" dan "Heavens veins". Tapi dari sekian banyak lagu yang cukup melelahkan, masih ada lagu-lagu bagus yang memiliki harmonisasi cukup ramah ditelinga walaupun masih berselimut metal berat seperti "Hearbeat" dan "Hold on" serta satu buah lagu berjudul "Visionary" yang reffrein-nya cukup komersil.
   Memang menghilangkan pengaruh musik bagi setiap grup band tidaklah mudah, dan mungkin ini yang dirasakan oleh Kobra and The Lotus dengan masih melekatnya nada-nada kelam versi Metallica. Tapi untunglah masih ada satu nomor yang sesuai dengan tema lirik bernuansa kegelapan berjudul "Welcome to my funeral" yang melengkapi warna musik gothic dari grup ini. Secara keseluruhan, Kobra and The Lotus sepertinya masih mampu untuk memberikan harapan kepada para penggemar untuk terus menyuguhkan karya bermusik di album-album selanjutnya. Karena sangat disayangkan jika band berkualitas baik ini berhenti di tengah jalan sebelum sempat menemukan idealisme bermusik mereka, seperti banyak yang telah terjadi pada grup-grup musik beraliran sejenis. Disini kehadiran shreeder Jasio sebagai pemegang kendali musik melalui beat-beat gitarnya yang tepat sasaran serta penulisan lirik lagu oleh Brittany Paige yang merupakan nama asli dari sang vokalis juga telah menjadi magnet bagi band ini yang diharapkan bisa semakin memberikan tendangan metal yang mantap dengan musik yang lebih full energi sekaligus keren. 


Gitaris : Jasio Kulakowski
Album : Shadowblade, 2010


5 November 2016

APA ITU FINGERSTYLE ?

   Istilah fingerstyle yang paling sederhana dapat diartikan sebagai cara memetik dawai gitar secara langsung dengan menggunakan ujung jari atau kuku tanpa menggunakan pick. Jari tangan dalam hal ini bertindak sebagai eksekutor lahirnya nada-nada yang bisa dimainkan dengan kombinasi secara bersamaan. Misalnya jari jempol sebagai pemetik nada bass sedangkan keempat jari lainnya bisa bertindak sebagai pemetik nada ritem maupun melodi, tergantung dari kenyamanan si pemain yang menurutnya terasa lebih mudah. Umumnya tarian jemari pada teknik fingersyle dimainkan secara akustik dan lebih banyak menggunakan gitar dengan senar nylon yang lebih familiar ke genre musik klasik maupun jenis musik rakyat seperti flamenco dan country.
   Teknik ini pun tergolong teknik yang mengandung unsur keindahan, karena biasanya dimainkan dengan kombinasi dari kelima jari yang membentuk harmonisasi sebuah lagu. Memang untuk melakukan teknik tersebut dibutuhkan latihan yang serius agar kelima jari tangan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagai pemetik nada yang diinginkan. Ada banyak musisi atau gitaris tua-muda dari seluruh dunia yang mahir melakukan teknik fingerstyle ini, diantaranya cukup kita sebutkan satu saja yang mewakili tanah air tercinta kita yaitu sang maestro gitar klasik Jubing Kristianto.