Bisa dibilang inilah album terbaik dari Stormwarrior. Dengan kekuatan merata di sepuluh tracknya menunjukan keseriusan dalam berkarya serta konsistenitas yang dipegang selama ini. Hanya dengan mendengar corak sound gitar dan warna vokalnya saja, penggila metal sejagat pasti bisa langsung menebak nama band tersebut. Apalagi di album keluaran 2014 ini musik Stormwarrior semakin berani dengan itensitas ritem & lead gitar yang bertaburan dihampir semua lagu. Sepertinya Stormwarrior mencoba menunjukkan sebuah kematangan dalam teknik bermusik mereka yang semakin baik. Seperti juga album-album sebelumnya, jangan berharap untuk bisa beristirahat sejenak dengan menikmati nomor ballade didalamnya, karena keseluruhan lagu mereka berirama full heavy & speed yang menyegarkan. Jika saja didunia ini tidak ada penampakkan MP3, mungkin album ini sudah laris manis dipasaran karena cukup menghibur dengan reffrein-reffrein yang lumayan nyaman ditelinga para metal mania hingga cukup sulit untuk menentukan lagu mana yang bisa mewakili untuk dijadikan andalan di album ini. Ada "Fyres in The Nighte" & "Sacred Blade" yang ritem gitarnya asyik, selebihnya relatif permainan cepat dengan beat yang rapat.
29 Desember 2014
15 Desember 2014
PROPHECY
PART-1
Under the midnight sun
Beyond the pearly gates
Where darkness cloaks the earth
And soul choose their fate
Eden falls
Angels call
Serpents Prey
A raven song
From dusk till dawn
The end awaits
REFF:
Light upon light
Dark upon night
Night turn to day
Eyes of evil
Heaven's equal
Sweet bird of prey
PART-2
When the morning star
Awakens from grave
And all the battles won
And all the damned are saved
Under the midnight sun
Beyond the pearly gates
Where darkness cloaks the earth
And soul choose their fate
Eden falls
Angels call
Serpents Prey
A raven song
From dusk till dawn
The end awaits
REFF:
Light upon light
Dark upon night
Night turn to day
Eyes of evil
Heaven's equal
Sweet bird of prey
PART-2
When the morning star
Awakens from grave
And all the battles won
And all the damned are saved
7 Desember 2014
HOLYHELL
Eksistensi dan nama
besar band epic metal ini masih agak sulit untuk ditelusuri walaupun sudah
cukup lama album mereka muncul dengan kemasan musik yang berkualitas. Dengan
para personil yang memiliki kemampuan bermusik yang juga sangat baik, seperti gitaris
neoclassic Joe Stump dan keyboardis mereka Francisco Palomo yang terbukti berperan besar dalam membentuk alur musik
Holyhell menjadi lebih hidup. Bagi penggemar musik metal sejati, “Prophecy”
adalah salah satu lagu keren yang asyik untuk dinikmati. Ada lagi nomor slow gothic “The Fall” yang
cukup menggetarkan karena nuansa musik symphonic-nya yang lumayan dramatic karena didukung oleh vokal yang mengagumkan, serta nomor pembuka “Wings of Light” yang juga memiliki kekuatan lagu yang tidak kalah. Tentu
itu semua tidak lepas dari kekuatan sang vokalis female mereka yang bernama Maria Breon. Salah satu
keistimewaan sang vokalis adalah terletak pada kekuatan karakter vokalnya yang bisa mengarah
kesegala penjuru jagat rock maupun
metal. Ia bisa menerapkan suara klasik, epic, symphonik maupun opera
dengan oksesoris vokal yang baik. Tingkat kemampuan dalam hal sensitifitas pengolahan nada-nada yang inovatif juga cukup dikuasainya. Sementara Joe Stump dengan teknik permainan gitar kelas wahidnya
menambah bobot musik Holyhell menjadi lebih berkelas. Coba saja simak nomor dasyat "Gates of Hell" dimana Joe bermain ala 'Yngwie' banget dengan pola ritem yang extented ditambah lagi range vokal Maria yang cukup menantang. Tapi sayang, band metal
asal Amerika Serikat ini hanya mengeluarkan satu buah full album self tittle sejak
kemunculan single pertama mereka tahun 2007 hingga single kedua tahun 2012, padahal band ini sangat berpotensi untuk dijadikan idola oleh para penggemar symphonic metal maupun gothic. Setelah itu hampir tidak
terdengar lagi proses pembuatan album berikutnya hingga kini. Mungkin karena
kesibukan Joe Stump yang lebih focus ke proyek solo karirnya, yang mana disitu
ia terlihat lebih produktif. Maklumlah Joe Stump adalah shredder mumpuni yang
telah masuk dalam daftar virtuoso papan atas dunia.
Kemana Holyhell ?
4 Desember 2014
SASCHA GERTSNER
Tidak banyak gitaris yang seberuntung dia. Sebelum Sascha
Gersner mendapatkan posisi terbaiknya di super grup band legendaris heavy speed power metal Helloween, ia sempat tergabung
dalam sebuah band rock bernama
'Freedom Call'. Sepintas jika diperhatikan, band persinggahannya tersebut tidak
jauh berbeda dengan format musik Helloween, hanya saja mungkin dari segi teknik penggarapannya tidak
se’parah’ Helloween.
Musisi kelahiran Jerman ini tentu tidak sembarangan
dilirik oleh Helloween untuk menggantikan gitaris mereka Roland Grapow yang hengkang setelah
album 'The Dark Ride' bergulir. Tentu ada beberapa kriteria yang harus tetap
dipegang oleh Helloween agar departemen gitar mereka tidak terlalu mengalami
perubahan drastis dari segi karakter maupun warna musik yang telah dibangun Helloween sejak kemunculan album perdana mereka tahun
1985.
Dalam hal pembagian jatah lead gitar, keduanya boleh dibilang cukup
berimbang tapi sepertinya Weikath telah mempercayakan sepenuhnya kepada sascha yang
lebih condong untuk urusan eksekusi
speed, mungkin karena ia lebih muda sehingga terkesan lebih bergairah penuh dengan
semangat baru dan perubahan. Kebetulan juga dalam hal selera, suka atau tidak
suka Sascha sangat mengagumi virtuoso Yngwie Malmsteen sang ‘god speed’, sama seperti Roland
yang juga sangat mengidolakannya.
Dengan demikian pas sekali keputusan yang
telah diambil Helloween dengan merekrut Sascha
Gretsner yang memiliki passion yang sama dengan Roland Grapow. Terbukti 5 album
mulai dari “Rabbit Don’t Come Easy” sampai “Straight Out of Hell” sudah ia
lalui tanpa kesan buruk dimata penggemar fanatik mereka.
Mungkin karena
pembawaannya
yang cool dan santai dengan tongkrongan Dean gitar
signature selututnya yang keren serta
kemampuan teknik bergitar tingkat tinggi yang ia miliki guna
mengimbangi ekplorasi musik Helloween dengan ciri khas double pedal pada drumnya
sudah cukup membuktikan untuk Helloween tetap
bersinar.
Dengarkan : “ Listen to The
Flies “
Langganan:
Postingan (Atom)