28 April 2013

RUSTY COOLEY

   Banyak gitaris di dunia ini yang diklaim sebagai gitaris tercepat. Predikat itu tidak akan ada artinya jika tidak disertai dengan karya musik yang bagus dari yang bersangkutan. Bagi beberapa orang, mungkin bermain cepat itu mudah tapi jika unsur kecepatan itu membentuk sebuah karakter, rasanya sulit. Malah yang ada jadi terkesan ikut-kutan.
   Berbicara mengenai hal tersebut, Gitaris yang memiliki peluang dalam mengejar kemampuan itu mungkin adalah Rusty Cooley. Tidak hanya bermain cepat, ia pun sudah pernah mengeluarkan  solo album self-title dengan nomor-nomor instrumental gitar yang 'gawat'. Hampir semua lagunya ngebut hingga terasa sedikit melelahkan. Beberapa lagu memiliki semangat era 90'an, seperti: "Under the influence," "The duel," dan "Dominion." Tapi ada satu lagu yang cukup menghibur yaitu "War of the angels." Album tersebut juga boleh dibilang terlalu banyak akrobatik sweepping maupun arppeggio yang bagi sebagian pendengar mungkin bisa membosankan. Tapi untuk ukuran sebuah album solo perdana, sudah merupakan karya yang luar biasa yang bisa memunculkan ciri khas atau karakter bagi dirinya. Ditambah lagi jam terbang Rusty Cooley bersama band metal "Outworld" yang juga pernah merilis sebuah album. Salah satu lagunya yang berjudul "Riders" lumayan untuk disimak. Sementara beberapa permainan lead gitar di album solonya terdengar dalam irisan sound yang sangat tajam, akurat dan super cepat. Begitu juga di "Outworld" yang sepertinya tidak banyak berbeda dalam hal karakter permainan gitarnya. Mendengarkan musik Rusty Cooley ibarat menggabungkan dua gaya permainan gitar antara Yngwie Malmsteen dan Steve Vai. Satu hal lagi yang menarik adalah, saya bisa menyebutnya : "Kedasyatan Delapan Dawai"   

23 April 2013

KOMBINASI TEKNIK

WHAMMY BAR,
SCREAM & SQUEAL

Umumnya dijumpai pada musik heavy metal. Kombinasi teknik tersebut bisa menambah kekuatan karakter sang gitaris dalam setiap penampilannya. Pengertian teknik Whammy Bar adalah pemaksimalan fungsi pitch/handel pada gitar dengan cara mengayunkannya, baik menekan maupun menarik sekuat-kuatnya sehingga menghasilkan bunyi raungan dawai yang melengking atau menderu. Sedangkan Scream atau Squeal adalah pemaksimalan teknik picking dengan menyiasati kemahiran jari di atas fret dalam menyentuh dawai gitar. Teknik-teknik ini cukup dasyat dimainkan jika didukung oleh sistem tremolo pada bridge yang memadai ditambah setingan effect gitar (overdrive/distorsi & reverb/delay) yang pas. Gitaris dunia yang sangat mahir dengan kombinasi teknik tersebut adalah Joe Satriani dan Steve Vai. Ada juga beberapa gitaris yang cukup akrab dengan teknik whammy bar seperti Eddie Van Halen serta Herman Li yang mungkin lebih kompleks . Kalo untuk gitaris terkenal tanah air yang familiar dengan teknik tersebut termasuk jarang. Mungkin dahulu kita sempat mengenal Ipunk dan Lucky dari Power Metal atau Edo dari Voodoo. Tapi kini masih ada Eet Sjahranie yang sering melakukan squeal serta ada Pupun ROR yang menyertakan teknik kombinasi tersebut dalam setiap penampilannya.

18 April 2013

STEPHAN FORTE

   Sosok gitaris eksentrik dengan sorot matanya yang misterius ala gothic. Sebagai salah satu personil yang tergabung dalam pembuatan album sejak 2001 bersama "Adagio," sebuah band asal prancis beraliran progressive metal. Sudah empat album mereka rilis, dengan lagu-lagu di dalamnya yang cukup berbobot. Stephan Forte memang sudah terlihat lebih menonjol di "Adagio." Dengan permainan melodi gitarnya yang berstandar shredder, membuat dirinya perlahan-lahan muncul di blantika musik dunia khususnya solo gitar. Apalagi setelah ia mengeluarkan album yang berorientasi gitar bertittle: "The Shadows Compendium," menjadikannya semakin pantas masuk ke jajaran gitaris kelas dunia yang patut diperhitungkan.
   Itensitas permainan gitarnya di "Adagio" cukup tinggi. Hal ini tampak pada beberapa lagunya yang seperti memiliki dua chorus atau terdengar melalui stereo seperti duet gitar kanan-kiri, sehingga terbuka banyak kesempatan pada dirinya untuk bermain solo. Dengan pola ritem yang padat dan sound agak gelap sejalan dengan eksplorasi double pedal drummernya membuat setiap lagu "Adagio" bertenaga.
   Sementara di album solo, Stephan Forte lebih banyak menunjukkan unsur kecepatan dengan pedekatan nada-nada tinggi, dimana di dalamnya bertaburan teknik-teknik seperti: sweep picking maupun down stroke. "The Shadows Compendium" adalah album solo dengan permainan gitar tingkat tinggi yang sudah sejak lama ia impikan, dan kini hal tersebut telah terwujud sebagai bukti bahwa dirinya adalah gitaris metal produktif dengan permainan gitar yang terus berkembang.

12 April 2013

POSISI TIGA GITAR YANG KOMPAK

Kita mengenal beberapa trio gitar, tapi untuk sebuah grup heavy metal mungkin cuma Iron Maiden yang punya nama legendaris. Dengan kekuatan merata tiga gitarisnya yang kompak membuat lagu-lagu mereka kaya akan riff-riff yang Dinamis. Penampilan Adrian Smith, Dave murray dan Janick Gers selalu memberikan suguhan yang menarik dengan gaya bergitar yang atraktif di atas panggung megah. Ketiganya telah terkonsep untuk bermain solo bergantian secara apik. Kita tidak akan bisa melihat diantara mereka yang menonjol dengan egonya masing-masing. Itulah salah satu faktor yang mungkin membuat Iron Maiden tetap nyaman dengan posisi tiga gitar dan mampu bertahan sekian lama. Walaupun dengan tiga gitar, musik mereka juga tidak tergolong rock yang berisik, Hal itu dikarenakan karakter aransemennya termasuk sederhana dengan pola harmonisasi lagu yang tetap terjaga dari tahun-ketahun. Salah satu kelebihan dari Adrian, Dave dan Janick adalah kekompakan ritem serta kemampuan alternate picking mereka yang sangat baik ketika bermain solo. Bisa dipastikan kita akan terhibur dengan melodi-melodi gitar yang harmonis yang selalu mudah untuk diingat dan melekat akrab di telinga.      

4 April 2013

EDUARDO ARDANUY

Apakah anda mengenal Dr.Sin? Sebuah band beraliran metal asal Brazil. Eduardo atau lebih dikenal dengan Edu Ardanuy adalah gitaris dari band tersebut. Ia cukup lama bercokol sebagai personil yang ikut membesarkan nama Dr.Sin hingga dikenal oleh dunia. Apalagi setelah ia merilis sebuah album solo gitar "Electric Nightmare" yang mengangkat namanya ke jajaran gitaris elit. Di negeri kita mungkin keberadaan nama Dr.Sin mulai dikenal sejak Yngwie Malmsteen mengeluarkan album Live in Brazilnya, dimana dalam paket Triple CD/Kasetnya menyertakan pula CD/Kaset dari grup band tersebut. Keliaran dan Kesigapannya dalam mengontrol nada-nada ekstrim dengan cepat serta karakter suara over drive dengan kadar yang pas pada efek gitarnya, membuktikan dirinya pantas disebut sebagai gitaris shredder berciri khas. Lagu yang berjudul "No Rules" adalah salah satu bentuk kematangan dan pencapaian tertinggi teknik bermain gitarnya di Dr.Sin. Album "Electric Nightmare" nya pun berisikan nomor-nomor gila yang menghibur dengan melodi ngejelimet, dimana sudah lebih dari cukup untuk dijadikan bahan referensi sebuah album instrumental gitar.  Kini Edu Ardanuy telah menyandang gitar signature-nya yang memiliki bentuk unik, perpaduan antara unsur klasik dan modern yang elegan. Ia sudah lama dan bangga menggunakan "Tagima Guitar," merek ternama Brazil, sebagai bentuk promosi dan kecintaannya pada produk dalam negerinya. Sebuah idealisme yang patut dicontoh oleh gitaris-gitaris di Tanah air.