14 Agustus 2017

KAMPUNG GITAR

   Indonesia ternyata memiliki satu daerah yang menjadi sentra pembuat gitar. Daerah ini terletak hanya beberapa kilometer dari kota Solo, Tepatnya di desa Mancasan, kecamatan Baki Sukoharjo. Kini nama daerah tersebut lebih dikenal dengan sebutan kampung gitar. Dikampung ini roda perekonomian masyarakat berjalan dengan baik berkat adanya usaha home industri yang dilakukan oleh hampir semua warganya. Membuka usaha pembuatan gitar menjadi mata pencaharian utama warga desa ini. Para pengrajin gitar yang melakukan kegiatan tersebut dimulai sejak tahun 1975 dan menjadi usaha turun temurun hingga kini.
   Konon ceritanya berawal dari ada seorang yang pernah bekerja di salah satu pengusaha gitar di kota Solo, kemudian ia memanfaatkan keahlian yang dimiliki serta pengalamannya tersebut untuk melakukan wirausaha sendiri di rumah. Seiring berjalannya waktu, ia kemudian melibatkan teman dan tetangganya untuk membantu dalam memperluas jaringan usahanya. Hal inilah yang membuat pengrajin gitar di Mancasan dengan cepat menjadi beranak pinak.
   Kini sudah lebih dari seratus pengrajin gitar tersebar dan menjadi grosir pemasok produk-produk gitar akustik, elektrik maupun turunannya seperti celo, okulele, biola dan lain-lain. Tidak ada merek gitar khusus ternama di kampung ini, karena sebagian besar dilakukan produksi secara bertahap menurut part atau bagian tertentu untuk diserahkan kepada unit finishing gitar sesungguhnya. Misalnya ada yang membuat body saja atau neck saja. Bahkan ada pula yang khusus membuka reparasi gitar dan stem gitar. Bagi yang mau memesan gitar sesuai keinginan bisa langsung ke kampung tersebut dengan harga yang relatif sesuai dengan tingkat kesulitan dan jenis kayu yang digunakan. Menurut pembuatnya, untuk mendapatkan bahan dasar kayu dari jenis pohon tertentu kini tidak semudah dahulu. Itu berarti, semakin sulit mencari kayu gitar yang dibutuhkan maka semakin mahal harga gitar tersebut.
   Kampung gitar Mancasan bisa menjadi salah satu contoh dalam hal kehidupan masyarakatnya yang telah berhasil menjadi pengrajin-pengrajin mandiri yang sukses di bidang musik.

4 Agustus 2017

GITAR RHOMA IRAMA

   Gitar berbentuknya unik dengan leher gitar tanpa kepala atau lebih dikenal dengan istilah headless guitar, mungkin bagi anda sudah tidak asing lagi. Karena gitar tersebut sebenarnya memang sudah ada sejak lama sebagai perpaduan dua bentuk alat musik dari instrumen bass dan gitar. Salah satu musisi tanah air yang sangat setia dengan gitar yang bernama Steinberger ini adalah siapa lagi kalau bukan penyanyi, pencipta lagu dan gitaris dangdut Nusantara yaitu Rhoma Irama.
   Bang Haji Rhoma Irama, panggilan akrabnya adalah musisi, gitaris sekaligus tokoh legendaris musik dangdut yang merupakan pengguna gitar Steinberger yang tak mau ke lain hati. Banyak jenis dan bentuk dari gitar tersebut yang ia miliki. Konon harga gitar inipun tergolong mahal, makanya mungkin itulah yang menyebabkan tidak banyak gitaris yang menggunakannya. Gitar Steinberger memang sepertinya sudah melekat sangat erat dengan jiwa dan semangat bermusik dari raja dangdut Indonesia ini. Diatas panggung pun bersama dengan Soneta Grup yang juga merupakan kelompok musik kesayangannya, ia selalu menggunakan instrumen tersebut.
   Rhoma Irama sering gonta-ganti gitarnya sesuai dengan kebutuhan lagu, baik Steinberger yang berwarna putih atau yang berwarna hitam. Sampai hari ini pun Bang Rhoma masih setia menggunakan Steinberger. Malahan ia telah memiliki satu gitar lain yang berbentuk tidak biasa tapi terlihat menarik yang sepertinya dirancang khusus atas keinginan dari si raja dangdut tanah air tercinta ini. Gitar unik tersebut juga seolah-olah masih dalam format standar mengikuti bentuk baku dari Steinberger.