20 Maret 2016

ASYIKNYA BERMAIN RITEM

Dalam bermusik, banyak komponen yang mempengaruhi sebuah aransement lagu agar menjadi enak untuk didengar. Salah satu komponen tersebut adalah seksi ritem. Berikut ini beberapa karya di jalur metal dengan ritem terbaik yang membuat departemen gitar menjadi bergelora :

01. Victory Lap (All That Remains)
02. Walk To My Own Song (Stratovarius)
03. Shed Your Blood (Chris Impelliterri)
04. Odinn's Warriors (Stromwarrior)
05. Losing Faith (Firewind)
06. Holier Than Thou (Metallica)
07. Final Call ( Shadows Fall)
08. Caught In The Middle (Stryper)
09. The Time of The Oath (Helloween)
10. Constant Motion (Dream Theater)
11. The End of Innocence (Symphony X)
12. Lost and Gone (Masterplan)

12 Maret 2016

RICKY SIAHAAN (SERINGAI)

Satu hal yang menarik dari gitaris Seringai ini adalah cara bermain ritem dengan pola dan sound yang sudah disetting sedemikian rupa sehingga menjadi suatu suguhan musik rock yang berkarakter. Ya, Ricky Siahaan adalah gitaris anak bangsa yang berhasil membawa Seringai ke dalam ranah musik beraliran high octane rock kebanggaannya. Memang sound gitar Ricky merupakan senjata ampuh yang bisa menambah suasana hangat di atas panggung. Dengan racikan sound yang warm ala marshall serta berbalut distori murni dari ampli, sudah cukup bagi Ricky untuk membentuk bandnya menjadi sebuah grup rock yang berhasil mencuri perhatian generasi muda negeri ini untuk menggemari musik rock versi Seringai. Dilihat dari performanya saja, musik seringai cenderung heavy ditambah sedikit aroma rock'n roll bercorak old school metal. Simak saja beberapa lagunya seperti: "Tragedi", "Skeptikal" dan "Psikedelia Diskodoom" yang cukup mewakili karakter musik dari Ricky Siahaan. Seringai sendiri sampai saat ini baru mengeluarkan dua album studio yaitu: Serigala Militia (2007) dan Taring (2012).


8 Maret 2016

ALL THAT REMAINS

OLI HERBERT & MIKE MARTIN


Mereka adalah gitaris dari band asal Amerika Serikat yang tentunya sangat dekat dengan gaya bermusik american style. Beraliran symphonic death metal serta membawa banyak pengaruh dari luar yang membuat karakter musik mereka menjadi maju dan modern. All That Remains, menyuguhkan sebuah santapan musik hingar-bingar dengan mengedepankan pola ritem yang segar, energik dan menarik. Dua gitaris mereka memang sepertinya sudah menemukan karakter yang pas untuk dibawa sebagai ciri khas dari musik All That Remains yang sekaligus menjadikannya sebagai nilai jual baik di atas panggung maupun untuk produk rekaman. Warna vokal penyanyinya sendiri boleh dibilang agak menjurus ke ranah rock alternatif dengan balutan screem metal. Beat-beat intro gitar yang menantang serta variasi ritem yang cukup inovatif membuat Oli Herbert dan Mike Martin layak disegani sebagai duo gitar yang mumpuni. Racikan sound gitar Oli & Mike pun lumayan padat hingga terdengar mantap ditelinga. Beda dalam hal urusan lead gitar, mereka tergolong tidak terlalu serakah mengumbar permainan melodi. Lead gitar yang mereka mainkan sudah bisa membuat pendengar tahu seperti apa kedasyatan lick-lick gitar yang suguhkan. Nomor-nomor berharmonisasi ini cukup untuk pendengar pemula dijamin langsung menyukainya, seperti : "Won't Go Quietly", "Victory Lap", "The Last Time", dan "Faithless", atau "Bite My Tongue" yang intronya lumayan menggoda serta irama lagunya yang cukup komersil. Ada juga lagu berirama ballade seperti: "What if I was Nothing" dan "The Waiting One". Sampai tahun 2015 lalu mereka masih memproduksi album rekaman. Hal tersebut menunjukkan band ini tetap eksis di blantika musik dunia dan masih sangat menjanjikan, sekaligus sebuah band yang rekomendid banget buat para metalizer sejati untuk terpikat dan terinspirasi oleh permainan mereka.