21 November 2015

GITARIS LOKAL ERA 80-90an

Secara teknikal mungkin permainan gitar mereka tidak sejago generasi sekarang yang sudah didukung oleh kemajuan teknologi dan media yang memadai, tapi dengan idealisme dan kerja keras mereka mampu berkarya bagi kemajuan musik rock Indonesia. Berikut ini adalah 20 nama gitaris yang diperhitungkan di era 80-90an yang beberapa diantara mereka masih eksis hingga kini :

1.   Ian Antono (God Bless, Gong 2000)
2.   Eet Sjahranie (Edane)
3.   Odink Nasution
4.   Edi Kemput (Grass Rock)
5.   Totok Tewel (Elpamas)
6.   Dewa Bujana (Gigi)
7.   Edo Widiz (Voodoo)
8.   Baron (Gigi)
9.   Andra Ramadhan (Dewa 19)
12. Pay (Slank)
13. Lilo (Kla Projec)
14. Tjahjo Wisanggeni
15. Donnie Suhendra (Adegan)
16. Jhon Paul Ivan (Boomerang)
17. Eros (Sheila on 7)
18, Mus Mujiono (Funk Section)
19. Lucky Wicaksono (Andromeda)
20. Ipunk (Power Metal)

10 November 2015

MICHAEL AMOTT

Sebagai leader sebuah band besar, ia sangat berpengaruh bagi keberadaan Arch Enemy untuk mencuri perhatian para penggemarnya. Melihat sosoknya saja kita sudah bisa menyebut Michael Amott adalah seorang metalizer sejati. Penampilan garang dengan musik yang keras. Tapi dibalik itu kita bisa melihat bahwa Michael Amott merupakan seorang composer cerdas di ranah musik cadas. Hal tersebut nampak pada karya-karyanya belakangan ini yang lebih mengarah kepada sesuatu yang besar dengan sentuhan ornamen musik beraroma heroik kemegahan maupun dramatik. Ia juga merupakan tipikal gitaris yang mencintai permainan solo. Terbukti semakin banyak lagu-lagu Arch Enemy yang berformat instrumentalia gitar, hingga beberapa lagunya pun banyak mengandung unsur keindahan melodi. Salah satu cirinya yang juga melekat erat pada konsep band Arch Enemy adalah adanya penempatan harmonisasi melalui nada-nada slide gitar berirama pop metal atau klasik metal di hampir semua lagu yang kebetulan juga sangat mendukung dari sisi kualitas aransement musiknya, misalkan saja lagu "No Gods No, Masters" 2011 dan "You Will Know My Name" 2014. Bahkan ada satu nomor yang menarik di album terakhir 'War Eternal', kita bisa menyimak karya mahal dari band melodic death metal Arch Enemy yang berjudul "Avalanche" dengan dinamika lagu yang kaya akan karakter seorang Michael Amott. Benar-benar sebuah masterpiece metal yang mengagumkan.   

2 November 2015

EDO WIDIZ

   Orang mengenalnya pasti gitaris dari band VOODOO. Padahal Voodoo band sendiri dinyatakan sudah lama bubar sebelum gonta-ganti personilnya di masa-masa terakhir band ini berjaya. Memang nama Voodoo band telah melekat sangat kuat dalam diri seorang Edo Widiz, karena melalui band ini lah yang bersangkutan terangkat namanya hingga dicap sebagai gitaris berkelas yang diperhitungkan pada era akhir sembilan puluhan.
   Album Voodoo sendiri yang bertitel "WOB" merupakan puncak kejayaan dalam karier bermusiknya dikarenakan didalamnya kaya akan materi musik serta sempat menghasilkan satu buah lagu hits yang berjudul "Salam Untuk Dia" yang juga cukup ngetop saat itu bahkan menjadi lagu slow rock abadi sampai saat ini. WOB adalah album yang sangat spesial. Dalam album itu Edo terlihat jelas berusaha untuk mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki dalam hal teknik permainan gitarnya. Banyak style yang mempengaruhinya, mulai dari Steve Vai, Paul Gilbert, Van Halen sampai Yngwie Malmsteen. Contoh salah satu lagunya yang lumayan mengarah kepada kemampuan seorang virtuoso adalah "Tsunami" yang bertempo cepat dengan pengolahan nada-nada lead gitar yang akurat. Edo juga didukung oleh personil band lainnya yang juga mempunyai kemampuan bermusik di atas rata-rata hingga album WOB penuh warna instrumen yang berbobot, termasuk solo gitar
   Ketika band Voodoo tidak terdengar lagi, Edo pun kemudian muncul bersama band lain dengan nama OPERA di mana kelihatan sekali Edo Widiz banyak mengurangi porsi permainan gitarnya di band ini. Mungkin eranya sudah berubah dimana faktor ego dan sisi komersil sudah mulai diperhitungkan saat itu.
   Saat ini karir bermusiknya mungkin sudah berbeda, yang dahulu eksis dari panggung ke panggung bersama bandnya kini lebih sibuk sebagai instruktur gitar yang banyak terlibat di rubrik dan klinik musik walau sesekali muncul juga di event-event tertentu khusus guitar performance. Salah satu merk gitar terkenal ArtRock bahkan mengendors untuk memperkenalkan produknya dengan membuatkan seri gitar signature versi Edo Widiz yang lebih mengedepankan faktor distorsi pada gitar tersebut.