28 Juni 2013

NEIL ZAZA

   Tidak banyak seorang gitaris instrumental melodik yang lahir ke dunia ini. Hanya ada beberapa orang saja yang namanya bertengger di jajaran papan atas dunia. Salah satunya adalah Neil Zaza. Kepandaiannya dalam meracik komposisi gitar yang bernyanyi adalah spesialisasinya. Hampir sebagian besar lagu-lagunya cukup menghibur seperti "Take on me" dan "Go," ibarat kita mendengarkan musik-musik yang mengiringi sebuah tayangan atau film. Baginya melodi sebuah lagu adalah tetap hal yang utama dibanding bermain-main dengan mengedepankan kemahiran unsur teknikal. Hal itulah yang membuatnya tetap enjoy dan ceria dalam setiap penampilannya.
   Walaupun demikian, sebagai gitaris kelas dunia Neil Zaza juga sesekali menyertakan teknik bergitar tingkat tinggi dengan eksplorasi permainan cepat habis-habisan menjelang akhir lagu. Dua album terakhirnya "212" dan "Clyde The Cat" semakin menunjukan kekuatan sound gitarnya yang kian berbobot layaknya seorang virtuoso. Salah satu hal yang membedakan Neil Zaza dengan gitaris melodik lain terletak pada komposisi lagu slownya yang terdengar lebih emosional, contohnya "Is this wonderland?" serta seperti juga halnya lagu "Violet twilight" yang cukup ramah untuk disimak karena nuansanya agak memoriable.
   Pada tahun 2002 Neil Zaza juga pernah mengeluarkan seri Christmas Album yang berjudul "One Silent Night" yang berisikan lagu-lagu Natal klasik menurut versinya dalam dua volume. Dalam perjalanan karirnya, Musik beraliran klasik telah mempengaruhi talentanya dalam mengkomposisi beberapa lagu ciptaannya ditambah dengan kombinasi sentuhan pop rock yang menghiasi album-albumnya.  

8 Juni 2013

AVANTASIA

"THE MYSTERY OF TIME"

Masyarakat musik negeri kita mungkin banyak yang baru mengenal Avantasia ketika grup ini mengeluarkan album yang bertajuk "The Scarecrow." Avantasia sendiri adalah sebuah grup simponik metal asal Jerman dan sudah sangat terkenal di Eropa dan dunia. Konsep musiknya terus berkembang dengan lagu-lagunya yang semakin bagus. Bahkan mereka sempat merilis double album sekaligus di tahun 2010. Untuk tahun ini mereka merilis sebuah album konseptual yang benar-benar mantap. "The Mystery of Time" adalah hasil dari kerja keras mereka yang patut diacungi jempol. Dari sisi lagu, lirik, aransement maupun judul albumnya, semua klop. Begitu pula dengan penempatan porsi setiap departement musiknya sangat berimbang. Seperti contohnya gitaris mereka Sascha Paeth yang bermain sangat baik tapi sebenarnya tidak ada yang istimewa karena memang disesuaikan dengan kebutuhan setiap lagu.  Itulah mengapa unsur kemegahan terasa sekali disana-sini hingga boleh dibilang inilah album yang terasa metal opera banget. Apalagi pada lagu yang berjudul "Spectres" dan beberapa lagu yang berdurasi panjang seperti "The great mystery," dimana menghadirkan choir yang semakin menambah kuat emosi dari lagu tersebut. Ada juga lagu yang asyik untuk kita nikmati seperti "Dweller in a dream" serta lagu "Where clock hands freeze" yang nuansanya mengingatkan kita pada "Eagle Fly Free"-nya Helloween. Di album "The Mystery of Time" ini Tobias Sammet sang vokalis berperan aktif dalam menulis dan mengkomposisi semua lagu. Belum lagi teknik vokalnya yang khas meyakinkan ditambah kehadiran vokalis-vokalis tamu tingkat dunia yang sudah tidak asing lagi diantaranya: Joe Lynn Turner, Michael Kiske dan Eric Martin. Tidak pas juga rasanya jika album beraroma opera ini tidak menyertakan vokalis wanita. Maka ditariklah Cloudy Yang untuk yang kedua kali oleh Tobias agar berduet dengannya di lagu "Sleepwalking." Album terbaru dari Avantasia ini merupakan sebuah karya musik yang sangat baik, yang mungkin juga telah lama dirindukan oleh para penikmat musik metal sejati di seluruh dunia karena berisikan materi-materi bagus yang sayang untuk dilewatkan. 

1 Juni 2013

APOY (WALI BAND)

Walaupun terlahir dari sebuah band beraliran pop, tapi jiwa bermusiknya menunjukkan potensi dan semangat rock. Karena tak jarang ia menyelipkan permainan solonya yang berirama rock, seakan memperlihatkan kemampuan teknis permainan gitar yang cukup matang. Dialah Apoy, gitaris dari band 'Wali' yang kini tengah sibuk-sibuknya turun naik panggung musik Tanah Air. Bagi pengamat musik yang jeli, setiap penampilan solonya pasti sedikit berbeda dengan format rekaman, bahkan ia menambahkan lick-lick yang lumayan berkelas ala Steve Vai. Pada saat tertentu kadang Apoy juga memainkan nomor full instrumental gitar sebagai selingan. Melihat setiap aksi panggungnya, bisa dipastikan ia sangat berbakat menjadi seorang gitaris solo sekaligus komposer gitar masa depan. Apakah Apoy mempunyai keinginan untuk menciptakan nomor-nomor instrumental gitar hingga suatu saat nanti mampu membuat album berorientasi gitar? Kita tunggu saja.!